Rabu, 01 Mei 2013

Pertama Kalinya Astronom Berhasil Teliti "Mulut" Lubang Hitam


Jet cahaya tampak memutari tepi lubang hitam yang berada di pusat galaksi jauh bernama galaksi M87. Image credit: Avery E. Broderick (University of Waterloo/Perimeter Institute)
Untuk pertama kalinya para ilmuwan berhasil melihat daerah tepi lubang hitam raksasa di mana di situ terdapat titik tidak dapat kembali (point of no return) bagi materi. Sebuah lubang hitam memiliki batas yang disebut dengan cakrawala peristiwa (event horizon). Apapun yang jatuh dan berada pada daerah cakrawala peristiwa baik itu bintang, gas, atau bahkan cahaya maka tidak akan mampu lepas atau melarikan diri darinya.

"Setelah benda jatuh ke cakrawala peristiwa, mereka akan hilang selamanya," ucap Shep Doeleman, asisten direktur di MIT Haystack Observatory dan asosiasi peneliti di Smithsonian Astrophysical Observatory dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, 27 September 2012. "Ini adalah pintu keluar dari alam semesta kita. Anda berjalan melalui pintu itu, maka Anda tidak akan pernah kembali lagi," tambahnya.

Meskipun cakrawala horizon adalah garis khayal yang tidak mungkin untuk diamati, astronom telah dapatmencitrakan daerah disekitar sebuah lubang hitam yang letaknya di sebuah pusat dari suatu galaksi jauh yang bernama galaksi M87. Massa dari lubang hitam di pusat galaksi itu diperkirakan 7 miliar kali massa Matahari kita. Astronom meneliti dan mengukur orbit stabil terdekat di lubang hitam tersebut di mana materi dapat mengelilingi lubang hitam tersebut. Penemuan tersebut dilaporkan dalam jurnal Science pada hari Kamis, 27 September 2012.

Dengan menggunakan Observatorium baru yang bernama Event Horizon Telescope yang terhubung dengan saluran radio observatorium di Hawai, Arizona, dan California, astronom mengukur kemungkinan orbit terjauh untuk materi yang berada di sekitar lubang hitam yaitu sekitar 5.5 kali ukuran dari cakrawala horizon lubang hitam itu sendiri. "Orbit terdekat ini adalah sekitar 5 kali ukuran tata surya kita atau 750 kali jarak dari Bumi ke Matahari kita," ungkap Doeleman. Jarak Bumi dengan Matahari sendiri sekitar 150 juta kilometer.

Pengamatan ini memungkinkan astronom untuk meneliti bahwa massa yang berputar di sekitar lubang hitam merupakan sumber dari aliran jet cahaya yang terlihat memancar dari sebuah galaksi. Banyak galaksi di seluruh alam semesta menghasilkan jet cahaya di mana diperkirakan berasalah dari tempat yang sama. Diperkirakan jet cahaya tersebut dihasilkan dari materi yang jatuh ke lubang hitam di pusat galaksi. Sampai saat ini beleum ada teleskop yang memiliki kemampuan resolusi untuk meneliti hal tersebut.

Observatorium Event Horizon Telescope merupakan proyek baru yang bertujuan menghubungkan 50 saluran radio dari berbagai observatorium dan lembaga penelitian luar angkasa lainnya di seluruh dunia untuk meneliti alam semesta. Observatorium ini sudah dapat melihat benda-benda langit dengan kemampuan 2000 kali lebih detil dari teleskop Hubble. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

0 komentar:

Posting Komentar