Kamis, 02 Mei 2013

Astronom Temukan Bintang Kerdil Putih Tertua di Alam Semesta

Astronom Temukan Bintang Kerdil Putih Tertua di Alam Semesta

Terbakarnya inti bintang kerdil putih serupa dengan Matahari kita, ungkap Kilic. Image credit: spacedaily.com
Asisten profesor di University of Oklahoma dan beberapa rekan lainnya telah mengidentifikasi dua bintang kerdil putih yang dianggap sebagai paling tua dan paling dekat yang dikenal manusia. Para astronom ini memperkirakan usia dari bintang ini sekira 11-12 miliar tahun dan berjarak hanya 100 tahun cahaya dari Bumi. Bintang-bintang ini merupakan contoh bintang yang terbentuk tidak lama setelah Big Bang.

Mukremin Kilic, asisten profesor fisika dan astronomi di OU College of Arts and Sciences dan penulis utama makalah ini, mengumumkan penemuan itu. Kilic mengatakan, "Sebuah kerdil putih adalah seperti kompor panas, satu kali kompor dimatikan, mendingin perlahan-lahan dari waktu ke waktu dan dengan mengukur bagaimana mendinginnya kompor, kita bisa mengatakan berapa lama akan mati. Dua bintang telah kita identifikasi.. pendinginan selama miliaran tahun. "

Dikutip dari spacedaily.com, Jum'at (20/04/2012), Kilic menjelaskan bahwa inti bintang kerdil putih mirip dengan Matahari. Dalam sekitar 5 miliar tahun, Matahari juga akan terbakar dan berubah menjadi bintang katai putih. Ini akan kehilangan lapisan luarnya karena mati dan berubah menjadi bintang yang sangat padat seukuran Bumi.

Dikenal sebagai WD 0346+246 dan SDSS J110217, 48+411315.4 (J1102), bintang-bintang ini terletak di rasi bintang Taurus dan Ursa Mayor. Kilic dan rekannya mengambil gambar inframerah menggunakan NASA Spitzer Space Telescope untuk mengukur suhu dari bintang-bintang tersebut. Dan, selama periode tiga tahun, mereka mengukur jarak J1102 itu dengan melacak gerakannya menggunakan teleskop 2.4 meter di Observatorium MDM di dekat Tucson, Arizona.

"Kebanyakan bintang hampir berada tetap di langit, tetapi J1102 bergerak dengan kecepatan 600.000 mil per jam dan sedikit lebih dari 100 tahun cahaya dari Bumi," komentar rekan penulis John Thorstensen dari Dartmouth College.

"Berdasarkan pengamatan optik dan inframerah dari bintang-bintang dan analisis kita, bintang-bintang ini memiliki suhu sekitar 3700 dan 3800 derajat di permukaannya," kata co-penulis Piotr Kowalski dari Piotr Kowalski of Helmholtz Center Potsdam di Jerman. Berdasarkan pengukuran suhu, Kilic dan rekan-rekannya mampu untuk memperkirakan usia bintang-bintang tersebut.

"Hal ini seperti penyelidikan TKP," tambah Kilic. "Kami mengukur suhu mayat - dalam kasus kami sebuah bintang mati - kemudian menentukan waktu kejahatan Dua bintang kerdil putih sudah mati untuk hampir seluruh sejarah alam semesta.."

0 komentar:

Posting Komentar